Sabtu, 27 Juli 2013

Semarak Ramdhan Di Bukit Bais

BUKIT BAIS---Sepertiga bulan tergantung dan menyala di kanvas alam Kabupaten Solok, menambah terang cahaya listrik 60 watt yang terpasang di sasaran silat Tabisu, nagari Bukit Bais, kecamatan IX Koto Sungai Lasi. Suasana malam menjelang sahur seperti meninggalkan atmosfir yang dingin, ketika ketipak tepuk tangan dari selingkaran pemain randai terdengar merobek sunyi.
Sabtu malam (20/7) ketika itu, atau tepatnya,  bulan Ramadhan 1435 H jatuh pada hitungan hari ke 12. Malam itu, hampir semua warga nagari Bukit Bais dan Tarung Tarung berkumpul dan menghabiskan malam di tempat yang sama. Sebuah pondok sederhana berukuran 4 x 6 meter itu penuh sesak oleh warga yang menyaksikan latihan kesenian tradisional yang ternyata masih berakar dikawasan itu.
Suasana kampung sangat kental terasa ketika para pemuda dan pemudi larut dalam cerita randai yang dibawakan oleh tukang dendang. Sebagai sebuah media informasi, kesenian tradiosional randai  ternyata cukup diminati oleh remaja setempat. Tak ayal, sampai subuh mereka terus berlatih. Habis randai, ditimpati dengan tari piring. Kemudian kesenian silat juga menyusul. Atraktif sekali. “ Kami mengadakan latihan saja, setiap sabtu malam. Selepas shalat tarwih, kami berkumpul di sasaran (tempat latihan) ini, “ kata Yanuarmas, tokoh masyarakat Bukit Bais yang ikut mendorong kegiatan remaja setempat.
Malam sabtu itu, menjelang dini hari, terasa sangat berarti bagi penggemar randai setempat karena dihadiri oleh mantn anggota DPRD Sumbar, Ir. Israr Jalinus. Disitu juga hadir anggota  DPRD Kabupaten Solok, Dasril Malin Marah. Kedua tokoh politik itu sengaja diundang untuk memberi motivasi terhadap gairah kesenian tradisi di Bukit Bais.
Yanuarman, yang juga mantan kepala Jorong Sawah Baruah itu menyebutkan, kesukaan masyarakat berkumpul diejawantahkan dalam kesenian randai. Kebiasaan ini telah turun temurun berlangsung di Bukit Bais dan nagari-nagari di kecamatan Sungai Lasi. “ Kalau bulan puasa ini, anak-anak latihan hanya pada Sabtu malam, selesai sholat tarwih di surau-surau“ ujarnya.
Di waktu lain, nagari Bukit Bais disemarakkan dengan kegiatan pengajian dan tadarus di setiap surau. Latihan kesenian itu sendiri tidak menganggu kegiatan keagamaan karena jadwalnya dijadwalkan berdasarkan kebiasaan saja. “ Menjelang sahur, hari biasa anak-anak masih ramai dimesjid melakukan tadarus bersama,” ulasnya.
Suasana seperti itu, bagi mantan anggota DPRD Sumbar Israr Jalinus membangkitkan semangatnya untuk bertahan hingga pukul tiga dini hari. Israr yang kini mencalon melalui partai Gerindra dengan nomor urut 5 itu, menngungkapkan rasa takjubnya terhadap usaha masyarakat Bukit Bais dalam mempertahankan kesenian tradisi. “ Kita memberi perhatian penuh terhadap kegiatan ini, “ tegasnya.
Tanpa mengumbar janji, sebagai orang politik Israr mengaku tidak bisa melepaskan emosionalnya terhadap suasana kekerabatan yang begitu tinggi. Lantaran itu, ketika ia di daulat menyampaikan pendapatnya, Israr mengajak warga setempat untuk terus melestarikan kebudayaan itu sendiri.
Dasril Malin Marah ikut berpituah. Selepas memperagakan ketrampilannya bermain silat, anggota Komisi A DPRD Kab. Soilok itu akan membimbing perkumpulan randai dan silat tradisi  agar bertahan di Bukit Bais. “ Mudah-mudahan akan muncul group randai yang berkualitas, “ sebut Malin Marah.
Suara saluang dan talempong kemudian saling bertindihan mengusik senyi. Nagari Bukit Bais benar-benar menyala dalam bulan puasa ini. Group randai yang dibawakan oleh tua-muda, bahkan anak-anak tanpa sadar menghantarkan waktu ke subuh buta, saat dimana semua warga setempat melakukan sahur bersama.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar